Setiap jenis penyakit pasti
selalu diikuti dengan mitos-mitos tertentu yang berkembang luas dimasyarakat.
Mitos-mitos seperti ini lahir karena ketidaktahuan masyarakat dan tidak adanya
keinginan untuk mengecek mana yang benar dan mana yang hanya omongan tidak
berdasar.
Dengan mengetahui mitos-mitos
yang beredar dan fakta aslinya, kita dapat menghindarkan diri dari penanganan
yang salah terhadap insomnia. Ingatlah, jangan bersikap coba-coba terhadap
kesehatan. Jika terlanjur salah penanganan, akan mengakibatkan komplikasi yang
lebih serius dan memerlukan biaya yang lebih besar lagi.
1) Terkena
Insomnia Hanya Perlu Obat Tidur
Penyebab insomnia sangat bermacam-macam.
Oleh karena itu, sangatlah penting untuk
membahas kondisi kesehatan kita dengan dokter. Obat tidur mungkin cocok, tetapi akan lebih bijaksana bila
mendiskusikan pilihan pengobatan
dengan dokter sebelum berusaha sendiri. Obat-obat tidur yang dijual bebas dipasaran dan secara umum digunakan
sebagai alat bantu tidur, biasanya
berisi bahan-bahan seperti antihistamin dan penghilang
rasa sakit yang tidak kita butuhkan dan juga memiliki efek samping. Konsultasi dengan dokter untuk
menggunakan rencana perawatan diri
termasuk mengubah gaya hidup dan kebiasaan tidur untuk mengatasi insomnia atau masalah tidur dalam jangka panjang.
2) Alkohol
atau Wine Dapat Membantu Tidur
Obat tidur tidak boleh dicampurkan dengan
alkohol atau obat lain. Beberapa
orang merasa bahwa alkohol dapat membantu tidur. Cara terbaik mengonsumsi obat yaitu mengikuti petunjuk dokter tentang
cara menggunakannya. Namun, ketika
alkohol dapat menenangkan dan membantu
tidur, itu sebenarnya menyulitkan karena beberapa kali kita akan bangun dimalam hari.
3) Insomnia
Tidak Berbahaya
Ini benar-benar pandangan yang keliru.
Insomnia dapat menjadi penyakit serius
ditandai dengan sulit tidur, kesulitan untuk tetap tidur (sering terbangun dimalam hari dan kesulitan
untuk kembali tidur) dan terbangun terlalu
pagi atau merasa lelah setelah bangun. Beberapa resiko dari insomnia adalah prestasi kerja menurun,
depresi, perubahan mood, dan peningkatan
resiko kecelakaan berkendara.
4)
Lelaki dan Perempuan Memiliki Persentasi
Sama dalam Kasus Insomnia
Ini juga pendapat yang tidak benar. Pada
perempuan, insomnia terjadi lebih
sering dibanding dengan lelaki. Perbandingan hampir dua lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan
lelaki. Perempuan lebih sering
cenderung melaporkan insomnia kepada dokter mereka. Tidur perempuan sangat unik karena sering
dipengaruhi oleh siklus menstruasi, siklus
biologis, tingkat stres, kesehatan, mood, status orang tua, jam kerja dan tanggung jawab hidup lainnya.
5) Olahraga
Sebelum Tidur Mempercepat Tidur
Berolahraga dapat membantu untuk tidur yang
baik dan nyenyak, terutama jika dilakukan
secara teratur pada pagi hari atau sore hari dan tidak terlalu dekat dengan waktu tidur. Jika telah
berolahraga menjelang tidur dan
tetap mengalami kesulitan tidur, cobalah untuk mengatur olahraga lebih awal pada keesokan harinya. Jadi, mitos bahwa
olahraga sebelum tidur mempercepat tidur
adalah benar, bila dilakukan minimal lima
sampai enam jam sebelum tidur. Namun jika waktu olahraga kurang dari itu, justru akan mempersulit tidur.
6) Nonton,
Baca, Browsing Internet Mempercepat Tidur.
Bekerja, menonton tv, membaca dan menggunakan komputer, baik
yang dekat dengan waktu tidur dan
terutama di kamar tidur, berpotensi menghambat
tidur. Pertunjukan kekerasan, laporan berita dan cerita dapat mengacaukan tidur. Kamar tidur harus
digunakan hanya untuk tidur. Jadi, sangat
tidak benar jika aktivitas tertentu sebelum tidur membantu seseorang lebih cepat tidur.
7) Tidur
Tidak Penting
Penelitian menunjukan bahwa semua makluk
hidup memerlukan tidur. Tidur
mengatur suasana hati dan berkaitan dengan pembelajaran dan fungsi memori. Tidak hanya tidur yang cukup
membantu mempelajari keterampilan
baru, tetap bekerja atau menjadi produktif, mungkin juga menjadi faktor penting dalam kesehatan,
berat badan dan tingkat energi.
Kebutuhan tidur individu berbeda-beda. Orang
dewasa biasanya membutuhkan antara tujuh
hingga sembilan jam tidur per malam. Apabila seseorang
kehilangan waktu saat hendak tidur sehingga seseorang tidak cukup tidur, berarti kita menambah hutang
tidur.
Akibatnya, hutang tidur mungkin membuat kita
merasa mengantuk dan kurang waspada
pada keesokan harinya. Dalam jangka panjang, kondisi akan mengganggu kesehatan secara umum dan merugikan orang
yang bersangkutan. Tidur sangatlah
penting karena apa pun yang terjadi tidur tidak
dapat digantikan dengan aktivitas atau makanan lain. Jadi, perhatikan baik-baik jumlah waktu dan
kualitas tidur kita masing-masing.
8) Kualitas
Tidur Menentukan Umur
Sebenarnya mitos ini tidak berkaitan
langsung. Kualitas tidur tidak serta merta
menentukan umur seseorang. Waktu tidur kita secara umum adalah 8 jam per hari atau sekitar sepertiga
bagian dari kehidupan kita. Kualitas tidur
sangatlah memengaruhi kualitas hidup seseorang, memengaruhi umur seseorang, dan berdampak pada
kehidupan. Tidur yang baik adalah tidur
yang berkualitas baik dan membuat seseorang terbangun dengan kondisi sehat dan fresh.
Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa
orang yang memiliki kualitas tidur yang
baik berarti memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Sebaliknya, mereka yang memiliki kualitas tidur tidak baik akan
rentan terkena penyakit sehingga pada
akhirnya harapan hidup (umur) menjadi lebih
kecil dibandingkan dengan mereka yang selalu sehat dan bugar.
Mendengkur sangat mengganggu bagi orang yang
tidur bersama orang lain, terutama
bagi pasangan yang menikah. Ciri khas orang yang mendengkur, tangan dan kakinya bergerak-gerak saat tidur. Dalam beberapa kasus, mendengkur memang tidak
membahayakan, tetapi pada kasus-kasus
tertentu merupakan tanda gangguan obstructive
sleep apnea, yaitu gangguan
tidur yang ditandai dengan terhentinya napas pada saat tidur yang disebabkan oleh menyempitnya jalan nafas secara
berkala saat tidur.
Pada sleep
apnea, kandungan oksigen berkurang sehingga mengganggu otak dan mengakibatkan terganggunya memori,
yaitu cepat lupa. Pusat emosi diotak
mengakibatkan lebih emosional, mudah depresi, dan sering merasa sedih. Selain itu, kondisi
tersebut juga mengakibatkan tekanan darah
naik, jantung membesar dan lebih mudah terkena jantung koroner. Penderita sleep apnea juga cenderung mengalami
impotensi. Jadi, apabila mendengkur
diketahui secara terus-menerus, jangan menyepelekan. Segeralah kedokter.
10) Tidak
Ingat Mimpi Berarti Tidak Sehat
Pandangan ini tentu sangat tidak sesuai.
Semua orang pasti perna bermimpi, ada
orang yang ingat mimpinya dan ada yang tidak ingat. Mimpi dapat terjadi pada fase tidur REM (Rapid Eye Movement),
yaitu suatu kondisi dimana mata
bergerak-gerak dengan cepat. Pada fase ini, seseorang
mungkin ingat mimpinya.
Sementara itu, pada fase tidur Non REM
(kondisi mata tenang), seseorang tidak
ingat atau tidak bisa mencerita mimpinya. Pada saat tidur, ada orang yang sering bermimpi dan ada juga
yang tidak. Orang yang berpenyakit
jiwa, semisal sadistik, sering tidak mengalami mimpi. Ini berarti jika seseorang tidak ada masalah
dan bukan berarti tidak sehat. Kondisi
ini merupakan hal yang normal dan biasa terjadi.
11) Semakin
Tua Kebutuhan Tidur Semakin Sedikit
Mitos ini
pun tidak benar. Manusia membutuhkan waktu tidur 7 hingga 9 jam. Sebenarnya
orang tua membutuhkan waktu tidur yang sama banyaknya dengan orang dewasa lainnya. Pola
tidur mereka sering terganggu karena mereka sering terbangun dimalam hari.
Kendati demikian, jumlah tidur yang mereka butuhkan tidak berkurang dengan
bertambahnya usia. Jika para orang tua bangun lebih pagi dari orang muda, itu
karena mereka tidur relatif lebih cepat.
12) Semua
Orang Butuh Tidur dalam Waktu yang Sama
Kebiasaan tidur memang berbeda-beda.
Kenyataannya ada orang-orang yang
memiliki jumlah jam tidur hanya sedikit, yaitu hanya empat hingga lima jam tidur dimalam hari. Hal ini
terkait dengan profesi orang tersebut. Sebagian
besar orang membutuhkan tidur selama tujuh sampai sembilan jam. Dengan demikian, kecil kemungkinan
jika seseorang tidur dalam waktu
yang relatif singkat tanpa mengalami kesehatan.
Lama jam tidur sebenarnya relatif. Ahli
dijepang pernah melakukan penelitian
dan membuktikan bahwa orang yang tidur tujuh hingga sembilan jam sehari, umurnya lebih panjang. Pada kenyataannya,
tidak sedikit orang yang jam tidur
sedikit atau tidak lebih lama tetap sehat.
13)
Penderita Insomnia Hampir Tidak Pernah Bisa Tidur
Para penderita insomnia sering mengatakan
bahwa mereka sama sekali tidak tidur
dimalam hari. Walaupun begitu, "sama sekali tidak tidur" merupakan hal yang tidak mungkin. Bahkan
dalam kasus yang parah, seseorang
pengidap insomnia dapat tidur dimalam hari sekalipun untuk beberapa jam.
Ada dua jenis insomnia. Yang pertama yaitu
insomnia primary. Dalam hal ini,
seseorang memang tidak bisa atau susah tidur. Kedua, insomnia yang ada penyebabnya, yaitu karena
buang air kecil dimalam hari, kaki kejang-kejang
terus pada setengah bagian ke atas, atau sering kram dimalam hari. Ada juga kasus dimana kita kadang idak menyadari
berapa lama kita tidur. Ada orang
yang mengira ia tertidur hanya beberapa menit, tetapi
ternyata terbangun beberapa jam kemudian. Hal ini terjadi karena kita tidak menyadari jalannya waktu ketika
kita tertidur. Ada beberapa orang yang
yakin bahwa mereka sama sekali tidak tidur tiap malamnya. Lalu mereka dibawa kelaboratorium tidur
dan terbukti bahwa meski mereka
berkata tidak tertidur semalaman, sebenarnya mereka tertidur selama tujuh jam.
14) Tidur
Siang Hanya Orang Pemalas
Ini jelas mitos yang tidak benar. Tertidur
disiang hari bukan berarti malas melainkan
merupakan tanda kebutuhan fisiologis. Ada beberapa sebab orang tertidur disiang hari. Pertama,
depresi. Kedua, tidak nyenyak tidur dimalam
hari. Ketiga, mengalami gangguan tidur seperti sleep apnea. Keempat, harus bekerja dimalam hari
sehingga waktu tidurnya harus diganti
dengan tidur siang.
Tidur siang mungkin diperlukan untuk
beberapa orang karena ini menyangkut
kebiasaan. Tidur siang boleh-boleh saja, agar tubuh rileks. Akan tetapi, dianjurkan tidur siang
kira-kira 30 menit, jangan lebih dari itu,
karena terlalu lama tidur siang akan mengganggu jam tidur dimalam hari.
Bagi orang yang susah tidur dimalam hari,
tidak dianjurkan tidur siang. Bagi
mereka yang berumur 50 tahun ketas tidur siang akan lebih terasa manfaatnya. Orang pada umur ini tidak
bisa kerja terlalu lama, dalam arti harus
ada jeda dengan istirahat. Salah satunya dengan tidur siang selama 30 menit.
15)
Gangguan Tidur Tidak Perlu ke Dokter
Pendapat bahwa gangguan tidur tidak perlu
kedokter sangat tidak benar. Orang yang
mengalami gangguan tidur perlu diperiksa dilaboratorium tidur (sleep laboratory). Caranya, penderita akan direkam saat
tidur dengan alat polisomnografi yang
memonitor gelombang otak, nafas, pergerakan
bola mata, denyut jantung, kadar oksigen darah, pergerakan tungkai, dada, dan perut. Kemudian dari
pemeriksaan itu dapat disimpulkan
bagaimana kedalaman tidur orang tersebut.
Pemeriksaan tidur dianjurkan bagi penderita
gangguan tidur seperti mendengkur,
restless leg syndrome(kaki tak bisa
berhenti bergerak), sleep apnea, dan epilepsi dengan munculnya kejang-kejang otot pada saat tidur.
16)
Gangguan Tidur Tidak Memengaruhi Kesehatan
Sekarang ini, semakin banyak fakta yang
memperlihatkan bahwa kesehatan secara
menyeluruh sangat terkait dengan kualitas dan kuantitas tidur. Gangguan tidur spesifik seperti sleep apnea dapat
menyebabkan hipertensi (tekanan darah
tinggi) dan penyakit jantung.
Gangguan tidur juga sangat memengaruhi
suasana hati dan kesehatan mental.
Orang yang mengalami gangguan tidur akan cenderung emosional, mudah depresi, mudah stres, dan mudah kelihatan
sedih. Sulit tidur berhubungan pula
dengan obesitas (kegemukan) , diabetes mellitus (kencing manis), penyakit jantung, dan memengaruhi umur sehat
kita. Oleh karena itu, pastikan kita
tidur yang cukup dan memiliki kedalaman yang
dapat menyehatkan.
Posting Komentar