Seputar Tentang Mitos INSOMNIA yang Berada di Indonesia

Jumat, 13 September 20130 Komentar



               Setiap jenis penyakit pasti selalu diikuti dengan mitos-mitos tertentu yang berkembang luas dimasyarakat. Mitos-mitos seperti ini lahir karena ketidaktahuan masyarakat dan tidak adanya keinginan untuk mengecek mana yang benar dan mana yang hanya omongan tidak berdasar.
               Dengan mengetahui mitos-mitos yang beredar dan fakta aslinya, kita dapat menghindarkan diri dari penanganan yang salah terhadap insomnia. Ingatlah, jangan bersikap coba-coba terhadap kesehatan. Jika terlanjur salah penanganan, akan mengakibatkan komplikasi yang lebih serius dan memerlukan biaya yang lebih besar lagi.
1) Terkena Insomnia Hanya Perlu Obat Tidur
    Penyebab insomnia sangat bermacam-macam. Oleh karena itu, sangatlah   penting untuk membahas kondisi kesehatan kita dengan dokter. Obat      tidur mungkin cocok, tetapi akan lebih bijaksana bila mendiskusikan     pilihan pengobatan dengan dokter sebelum berusaha sendiri. Obat-obat     tidur yang dijual bebas dipasaran dan secara umum digunakan sebagai    alat bantu tidur, biasanya berisi bahan-bahan seperti antihistamin dan     penghilang rasa sakit yang tidak kita butuhkan dan juga memiliki efek       samping. Konsultasi dengan dokter untuk menggunakan rencana     perawatan diri termasuk mengubah gaya hidup dan kebiasaan tidur untuk     mengatasi insomnia atau masalah tidur dalam jangka panjang.
2) Alkohol atau Wine Dapat Membantu Tidur
    Obat tidur tidak boleh dicampurkan dengan alkohol atau obat lain.            Beberapa orang merasa bahwa alkohol dapat membantu tidur. Cara     terbaik mengonsumsi obat yaitu mengikuti petunjuk dokter tentang cara     menggunakannya. Namun, ketika alkohol dapat menenangkan dan            membantu tidur, itu sebenarnya menyulitkan karena beberapa kali kita akan bangun dimalam hari.
3) Insomnia Tidak Berbahaya
    Ini benar-benar pandangan yang keliru. Insomnia dapat menjadi penyakit serius ditandai dengan sulit tidur, kesulitan untuk tetap tidur (sering         terbangun dimalam hari dan kesulitan untuk kembali tidur) dan terbangun           terlalu pagi atau merasa lelah setelah bangun. Beberapa resiko dari   insomnia adalah prestasi kerja menurun, depresi, perubahan mood, dan peningkatan resiko kecelakaan berkendara.
4) Lelaki  dan Perempuan Memiliki Persentasi Sama dalam Kasus Insomnia
    Ini juga pendapat yang tidak benar. Pada perempuan, insomnia terjadi       lebih sering dibanding dengan lelaki. Perbandingan hampir dua lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan lelaki. Perempuan lebih     sering cenderung melaporkan insomnia kepada dokter mereka. Tidur         perempuan sangat unik karena sering dipengaruhi oleh siklus menstruasi,        siklus biologis, tingkat stres, kesehatan, mood, status orang tua, jam kerja            dan tanggung jawab hidup lainnya.
5) Olahraga Sebelum Tidur Mempercepat Tidur
    Berolahraga dapat membantu untuk tidur yang baik dan nyenyak, terutama jika dilakukan secara teratur pada pagi hari atau sore hari dan           tidak terlalu dekat dengan waktu tidur. Jika telah berolahraga menjelang          tidur dan tetap mengalami kesulitan tidur, cobalah untuk mengatur olahraga lebih awal pada keesokan harinya. Jadi, mitos bahwa olahraga sebelum tidur mempercepat tidur adalah benar, bila dilakukan minimal lima sampai enam jam sebelum tidur. Namun jika waktu olahraga kurang    dari itu, justru akan mempersulit tidur.
6) Nonton, Baca, Browsing Internet Mempercepat Tidur.
    Bekerja, menonton  tv, membaca dan menggunakan komputer, baik yang dekat dengan waktu tidur dan terutama di kamar tidur, berpotensi      menghambat tidur. Pertunjukan kekerasan, laporan berita dan cerita dapat      mengacaukan tidur. Kamar tidur harus digunakan hanya untuk tidur. Jadi, sangat tidak benar jika aktivitas tertentu sebelum tidur membantu       seseorang lebih cepat tidur.
7) Tidur Tidak Penting
    Penelitian menunjukan bahwa semua makluk hidup memerlukan tidur.       Tidur mengatur suasana hati dan berkaitan dengan pembelajaran dan      fungsi memori. Tidak hanya tidur yang cukup membantu mempelajari     keterampilan baru, tetap bekerja atau menjadi produktif, mungkin juga      menjadi faktor penting dalam kesehatan, berat badan dan tingkat energi.
    Kebutuhan tidur individu berbeda-beda. Orang dewasa biasanya   membutuhkan antara tujuh hingga sembilan jam tidur per malam. Apabila             seseorang kehilangan waktu saat hendak tidur sehingga seseorang tidak cukup tidur, berarti kita menambah hutang tidur.
    Akibatnya, hutang tidur mungkin membuat kita merasa mengantuk dan     kurang waspada pada keesokan harinya. Dalam jangka panjang, kondisi            akan mengganggu kesehatan secara umum dan merugikan orang yang       bersangkutan. Tidur sangatlah penting karena apa pun yang terjadi tidur     tidak dapat digantikan dengan aktivitas atau makanan lain. Jadi,         perhatikan baik-baik jumlah waktu dan kualitas tidur kita masing-masing.
8) Kualitas Tidur Menentukan Umur
    Sebenarnya mitos ini tidak berkaitan langsung. Kualitas tidur tidak serta   merta menentukan umur seseorang. Waktu tidur kita secara umum adalah         8 jam per hari atau sekitar sepertiga bagian dari kehidupan kita. Kualitas            tidur sangatlah memengaruhi kualitas hidup seseorang, memengaruhi     umur seseorang, dan berdampak pada kehidupan. Tidur yang baik adalah tidur yang berkualitas baik dan membuat seseorang terbangun dengan kondisi sehat dan fresh.
    Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa orang yang memiliki kualitas   tidur yang baik berarti memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Sebaliknya, mereka yang memiliki kualitas tidur tidak baik akan rentan     terkena penyakit sehingga pada akhirnya harapan hidup (umur) menjadi    lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang selalu sehat dan bugar.
    Mendengkur sangat mengganggu bagi orang yang tidur bersama orang      lain, terutama bagi pasangan yang menikah. Ciri khas orang yang mendengkur, tangan dan kakinya bergerak-gerak saat tidur. Dalam beberapa kasus, mendengkur memang tidak membahayakan, tetapi pada           kasus-kasus tertentu merupakan tanda gangguan obstructive sleep apnea,        yaitu gangguan tidur yang ditandai dengan terhentinya napas pada saat     tidur yang disebabkan oleh menyempitnya jalan nafas secara berkala saat tidur.
    Pada sleep apnea, kandungan oksigen berkurang sehingga mengganggu    otak dan mengakibatkan terganggunya memori, yaitu cepat lupa. Pusat emosi diotak mengakibatkan lebih emosional, mudah depresi, dan sering          merasa sedih. Selain itu, kondisi tersebut juga mengakibatkan tekanan         darah naik, jantung membesar dan lebih mudah terkena jantung koroner.   Penderita sleep apnea juga cenderung mengalami impotensi. Jadi, apabila             mendengkur diketahui secara terus-menerus, jangan menyepelekan.     Segeralah kedokter.
10) Tidak Ingat Mimpi Berarti Tidak Sehat
    Pandangan ini tentu sangat tidak sesuai. Semua orang pasti perna   bermimpi, ada orang yang ingat mimpinya dan ada yang tidak ingat.     Mimpi dapat terjadi pada fase tidur REM (Rapid Eye Movement), yaitu       suatu kondisi dimana mata bergerak-gerak dengan cepat. Pada fase ini,       seseorang mungkin ingat mimpinya.
    Sementara itu, pada fase tidur Non REM (kondisi mata tenang),    seseorang tidak ingat atau tidak bisa mencerita mimpinya. Pada saat tidur,   ada orang yang sering bermimpi dan ada juga yang tidak. Orang yang     berpenyakit jiwa, semisal sadistik, sering tidak mengalami mimpi. Ini         berarti jika seseorang tidak ada masalah dan bukan berarti tidak sehat.             Kondisi ini merupakan hal yang normal dan biasa terjadi.
11) Semakin Tua Kebutuhan Tidur Semakin Sedikit
Mitos ini pun tidak benar. Manusia membutuhkan waktu tidur 7 hingga 9 jam. Sebenarnya orang tua membutuhkan waktu tidur yang sama  banyaknya dengan orang dewasa lainnya. Pola tidur mereka sering terganggu karena mereka sering terbangun dimalam hari. Kendati demikian, jumlah tidur yang mereka butuhkan tidak berkurang dengan bertambahnya usia. Jika para orang tua bangun lebih pagi dari orang muda, itu karena mereka tidur relatif lebih cepat.
12) Semua Orang Butuh Tidur dalam Waktu yang Sama
    Kebiasaan tidur memang berbeda-beda. Kenyataannya ada orang-orang    yang memiliki jumlah jam tidur hanya sedikit, yaitu hanya empat hingga          lima jam tidur dimalam hari. Hal ini terkait dengan profesi orang tersebut.             Sebagian besar orang membutuhkan tidur selama tujuh sampai sembilan      jam. Dengan demikian, kecil kemungkinan jika seseorang tidur dalam         waktu yang relatif singkat tanpa mengalami kesehatan.
    Lama jam tidur sebenarnya relatif. Ahli dijepang pernah melakukan           penelitian dan membuktikan bahwa orang yang tidur tujuh hingga    sembilan jam sehari, umurnya lebih panjang. Pada kenyataannya, tidak     sedikit orang yang jam tidur sedikit atau tidak lebih lama tetap sehat.
13) Penderita Insomnia Hampir Tidak Pernah Bisa Tidur
    Para penderita insomnia sering mengatakan bahwa mereka sama sekali       tidak tidur dimalam hari. Walaupun begitu, "sama sekali tidak tidur"      merupakan hal yang tidak mungkin. Bahkan dalam kasus yang parah,     seseorang pengidap insomnia dapat tidur dimalam hari sekalipun untuk       beberapa jam.
    Ada dua jenis insomnia. Yang pertama yaitu insomnia primary. Dalam       hal ini, seseorang memang tidak bisa atau susah tidur. Kedua, insomnia             yang ada penyebabnya, yaitu karena buang air kecil dimalam hari, kaki            kejang-kejang terus pada setengah bagian ke atas, atau sering kram dimalam hari. Ada juga kasus dimana kita kadang idak menyadari berapa        lama kita tidur. Ada orang yang mengira ia tertidur hanya beberapa menit,   tetapi ternyata terbangun beberapa jam kemudian. Hal ini terjadi karena      kita tidak menyadari jalannya waktu ketika kita tertidur. Ada beberapa orang yang yakin bahwa mereka sama sekali tidak tidur tiap malamnya.        Lalu mereka dibawa kelaboratorium tidur dan terbukti bahwa meski     mereka berkata tidak tertidur semalaman, sebenarnya mereka tertidur        selama tujuh jam.
14) Tidur Siang Hanya Orang Pemalas
    Ini jelas mitos yang tidak benar. Tertidur disiang hari bukan berarti malas melainkan merupakan tanda kebutuhan fisiologis. Ada beberapa sebab        orang tertidur disiang hari. Pertama, depresi. Kedua, tidak nyenyak tidur    dimalam hari. Ketiga, mengalami gangguan tidur seperti sleep apnea.          Keempat, harus bekerja dimalam hari sehingga waktu tidurnya harus   diganti dengan tidur siang.
    Tidur siang mungkin diperlukan untuk beberapa orang karena ini    menyangkut kebiasaan. Tidur siang boleh-boleh saja, agar tubuh rileks.       Akan tetapi, dianjurkan tidur siang kira-kira 30 menit, jangan lebih dari     itu, karena terlalu lama tidur siang akan mengganggu jam tidur       dimalam hari.
    Bagi orang yang susah tidur dimalam hari, tidak dianjurkan tidur siang.     Bagi mereka yang berumur 50 tahun ketas tidur siang akan lebih terasa           manfaatnya. Orang pada umur ini tidak bisa kerja terlalu lama, dalam arti           harus ada jeda dengan istirahat. Salah satunya dengan tidur siang selama    30 menit.
15) Gangguan Tidur Tidak Perlu ke Dokter
    Pendapat bahwa gangguan tidur tidak perlu kedokter sangat tidak benar. Orang yang mengalami gangguan tidur perlu diperiksa dilaboratorium      tidur (sleep laboratory). Caranya, penderita akan direkam saat tidur     dengan alat polisomnografi yang memonitor gelombang otak, nafas,          pergerakan bola mata, denyut jantung, kadar oksigen darah, pergerakan         tungkai, dada, dan perut. Kemudian dari pemeriksaan itu dapat     disimpulkan bagaimana kedalaman tidur orang tersebut.
    Pemeriksaan tidur dianjurkan bagi penderita gangguan tidur seperti           mendengkur, restless leg syndrome(kaki tak bisa berhenti bergerak), sleep          apnea, dan epilepsi dengan munculnya kejang-kejang otot pada saat tidur.
16) Gangguan Tidur Tidak Memengaruhi Kesehatan
    Sekarang ini, semakin banyak fakta yang memperlihatkan bahwa   kesehatan secara menyeluruh sangat terkait dengan kualitas dan kuantitas    tidur. Gangguan tidur spesifik seperti sleep apnea dapat menyebabkan     hipertensi (tekanan darah tinggi) dan penyakit jantung.
    Gangguan tidur juga sangat memengaruhi suasana hati dan kesehatan        mental. Orang yang mengalami gangguan tidur akan cenderung            emosional, mudah depresi, mudah stres, dan mudah kelihatan sedih. Sulit       tidur berhubungan pula dengan obesitas (kegemukan) , diabetes mellitus     (kencing manis), penyakit jantung, dan memengaruhi umur sehat kita.      Oleh karena itu, pastikan kita tidur yang cukup dan memiliki kedalaman         yang dapat menyehatkan.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Uniksatu | Artikel Unik , Update , Lucu dan Berkualitas Nomor SATU.. Baca-baca Yukk!! - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger