Pengertian Insomnia
Penyakit
insomnia adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur,
terutama tidur dimalam hari. Insomnia merupakan masalah kesehatan yang sering
dijumpai disemua lingkungan, baik pada negara maju maupun negara berkembang.
Penderita insomnia pun tidak terbatas pada kisaran umur tertentu. Semua usia
rawan terkena insomnia, baik pada bayi, anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut
usia.
Pada penderita insomnia, umumnya
tidak bangun tidur dalam keadaan fresh atau segar. Mereka justru merasa lemas,
loyo kurang bersemangat, masih ngantuk, dan perasaan tidak enak lainnya.
kondisi ini bisa juga menguras energi emosional. Perasaan dan suasana hati menjadi sangat
terganggu tidak menentu. Tentunya ini akan mengganggu kesehatan, kinerja dan
kualitas hidup.
Kebutuhan tidur dimalam hari tiap
orang berbeda-beda. Pada umumnya orang dewasa tidur antara 7-8 jam. Lebih
dari sepertiga orang dewasa menderita
insomnia dan sekitar 10-15 persen menderita insomnia kronis (jangka panjang).
Jumlah ini akan terus bertambah
seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Hal ini akan menuntut seseorang
berprestasi lebih baik. Beban pikiran akan prestasi itulah yang menjadi salah
satu penyebab insomnia. Meskipun tidak dapat langsung dirujuk bahwa
tuntutan berprestasi menjadi beban
seseorang dan menyebabkan insomnia.
Insomnia dapat didefinisikan juga
sebagai suatu persepsi seseorang yang terus merasa tidak cukup tidur atau
merasakan kualitas tidur yang buruk. Walaupun orang tersebut sebenarnya
memiliki kesempatan tidur yang cukup. Ini akan mengakibatkan perasaan yang
tidak bugar setelah terbangun dari tidur.
Penderita insomnia berbeda dengan
orang yang memang waktu tidurnya pendek (short sleepers), yaitu mereka yang
memilik keperluan tidur sedikit setiap harinya. Jadi, meskipun waktu tidur
mereka pendek, mereka tetap merasa bugar pada saat bangun tidur. Mereka dapat
beraktivitas secara normal pada siang hari seperti orang yang tidur dalam waktu
panjang. Umumnya, mereka juga tidak mengeluh tentang tidur mereka dimalam hari.
Kita harus memahami bahwa tidur
tidak sekedar mengistirahatkan tubuh. Pada saat tidur, kita juga
mengistirahatkan otak, khususnya dibagian korteks. Bagian korteks ini adalah
bagian otak terpenting dengan fungsi mental tertinggi, yaitu digunakan untuk
mengingat, memvisualkan, membayangkan, menilai, dan memberikan alasan terhadap
sesuatu.
Saat kita masih terjaga,
aktivitas otak tersebut tetap terjaga dan terus-menerus bekerja. Bagian korteks
hanya beristirahat pada saat orang tidur. Itu pun tidak sepenuhnya, pada
orang-orang yang bermimpi, bagian korteks tetap berfungsi dan menjalankan
tugasnya.
Suatu penelitian dilakukan
terhadap beberapa ratus lelaki yang bersedia untuk menjadi sukarelawan dengan
tidak tidur selama beberapa hari. Setelah 4-8 hari mereka tidak tidur, ternyata
tidak terjadi kemerosotan yang berarti. Namun anehnya, dalam 24 jam tidak tidur
, gejala gangguan mental serius sudah mulai terlihat seperti cepat marah,
memori hilang, timbul halusinasi, muncul ilusi-ilusi yang tidak karuan dan lain
lain. meskipun begitu, dengan tidur kembali keesokan harinya semua gangguan itu
langsung hilang. Artinya, orang yang kekurangan tidur cenderung merusak suasana
hati dan kondisi mental.
Bahkan ada ahli yang menyatakan
lebih baik orang tidak makan dan minum selama 24 jam daripada tidak tidur dalam
waktu yang sama. Hasil penelitian juga menunjukan hal yang sama dari tes
laboratorium pada binatang percobaan. binatang binatang tersebut dapat bertahan
hidup tanpa makan dan minum sampai 20 hari, tetapi semuanya tidak dapat
bertahan hidup lebih dari 5 hari saat tidak bisa tidur. Disini terlihat bahwa
fungsi tidur sangat penting, termasuk bagi binatang percobaan.
Hingga saat ini, tidur tetap merupakan
misteri besar bagi sebagian besar para ahli. Berbagai penelitian dan percobaan
terus dikembangkan untuk mengungkapkan segala macam tentang tidur. Sejumlah
ahli yang memonitor aktivitas tubuh menuju tidur menyatakan bahwa pada saat
tidur, pikiran dan otot-otot kita saling merangsang. Ketegangan otot
menyebabkan korteks terus aktif, sedangkan ketegangan otak menyebabkan otot
terus aktif. Kelelahan akan mengurangi irama kerja otot. Semua ini akan
menurunkan kegiatan dalam korteks.
Menurunnya aktivitas dalam
korteks akan membiarkan otot-otot kita semakin rileks. Begitu rangsangan antara
pikiran dan otot menurun, kita akan mengantuk lalu tertidur. Pada saat tidur,
jantung kita berdetak lebih lamban, tekanan darah menurun, dan
pembuluh-pembuluh darah melebar. Suhu badan turun sekitar 17,5 oC.
Akan tetapi, perut dan usus tetap bekerja secara normal. Pada saat tidur, tubuh
tidak diam sepenuhnya. Biasanya, tubuh tetap bergerak sebanyak 20-40 kali
selama tidur dan ini masih dianggap normal.
Orang yang mengalami insomnia
berarti kerja pikiran dan otak tidak berjalan selaraas. Pikiran kita akan sulit
tertidur bila otot masih tegang. Sebaliknya, akan sulit bagi otot untuk
tertidur jika pikiran masih terjaga, tegang, dan terbebani oleh hal-hal berat.
Oleh karna itu, orang baru dapat tidur ketika pikiran sudah bisa rileks dan
terbebani oleh hal-hal berat.
Untuk dapat tidur diperlukan
stimulus untuk merilekskan diri. Kondisi ini dapat dibentuk dengan membebaskan
diri dari semua beban pikiran, mengikhlaskan semua kejadian, menata lingkungan
senyaman mungkin, menghindari suasana bising dan berisik, cuaca serta suhu
kamar juga harus diatur pada kondisi nyaman. Tanpa itu semua, tentu akan sulit
untuk dapat cepat tertidur.
Kesulitan tidur tersebut, bila
tidak segera diatasi akan menimbulkan gangguan kesehatan yang serius. Untuk
mengatasi masalah insomnia, terlebih dahulu harus mengetahui apa yang menjadi
penyebabnya. Bisa jadi insomnia hanya disebabkan oleh hal-hal ringan yang
menjadi beban pikiran. Apalagi beban pikiran tersebut sudah diselesaikan dan
tidak dipikirkan lagi, insomnia otomatis akan menghilang.
Posting Komentar